Selasa, 09 September 2008

Yogyakarta


Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu

Masih seperti duluTiap sudut menyapaku bersahabat

penuh selaksa makna

Terhanyut aku akan nostalgia saat kita sering luangkan waktu Nikmati bersama suasana Jogja


Di persimpangan, langkahku terhenti

Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera

Orang duduk bersila

Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu

Merintih sendiri, di tengah deru kotamu


(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali)

Oh…(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)

(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)

(Bila hati mulai sepi tanpa terobati)


Oh… Tak terobati
Musisi jalanan mulai beraksi, oh…Merintih sendiri, di tengah deru, hey…

Walau kini kau t’lah tiada tak kembali

Namun kotamu hadirkan senyummu abadi

Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi(untuk s’lalu pulang lagi)

Bila hati mulai sepi tanpa terobati, oh…
(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali)

Tak kembali…(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)

Namun kotamu hadirkan senyummu yang, yang abadi

(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)

Izinkanlah untuk s’lalu, selalu pulang lagi

(Bila hati mulai sepi tanpa terobati)

Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Walau kini engkau telah tiada (tak kembali) tak kembali

Namun kotamu hadirkan senyummu (abadi)Senyummu abadi, abadi…

Tidak ada komentar: